TUGAS
MAKALAH
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
BUDIDAYA
TANAMAN KARET
Disusun oleh
:
Eko Porwo
Santoso
( 12303012 )
Dosen
Pembimbing
Gusti R. Iskarlia,MP
POLITEKNIK
HASNUR
PROGRAM
STUDI D-III
BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN
BANJARMASIN
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji
dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Ridho-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengolahan Dan Budidaya Tanaman Karet”.
Penyusunan
laporan ini banyak mengalami kesulitan, yang disebabkan oleh adanya
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang ada, sehingga penyusun menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian dengan
adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yaitu berupa bimbingan,
nasehat, dan pemberian data yang diperlukan, maka segala kesulitan tersebut
dapat terselesaikan.
Penyusun
berharap dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penyusun sendiri dan bagi pihak lain pada umumnya.
Dalam
menyusun makalah ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih dan rasa hormat
kepada :
1. Ibu
Gusti R. Iskarlia, MP.
2. Teman-teman
yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.
Semoga amal ibadah dan dorongan, serta doa yang diberikan
kepada penyusun dengan tulus dan ikhlas mendapatkan rahmat dan karunia dari
Allah SWT, Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Banjarmasin,
Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1........................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB 2........................................................................................................................2
TUJUAN........................................................................................................2
BAB 3........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
Budidaya Tanaman...........................................................................3
A.
Persyaratan
Tumbuh......................................................3
B.
Bahan Tanam .................................................................4
C.
Persiapan Lahan .............................................................4
D.
Penanaman ....................................................................5
E.
Pemeliharaan
Tanaman..................................................6
BAB IV......................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................8
A.
Simpulan.....................................................................................8
B.
Saran ..........................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari
getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi
manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan
jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea
Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal
mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa
dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi
karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan
Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan
antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dan lain-lain.
Pemerintah Amerika mendorong penelitian dan produksi
untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha
besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang
dikonsumsi dunia adalah karet sintetik. Karet sintetik cukup mendominasi
industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini
antara lain industri militer dan otomotif.
Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi
oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton.
Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting
bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku
industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus
berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan
pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan
sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut.
Karet yang merupakan salah satu komoditi perkebunan
penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong
pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet
maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara
dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih
menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet
rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk
olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber).
Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua,
rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi
kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan
karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet
dikelola oleh rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan
karet rakyat masih positif walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal
perkebunan negara dan swasta samasama menurun 0,15%/th. Oleh karena itu,
tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada perkebunan rakyat. Namun luas
areal kebun rakyat yang tua, rusak dan tidak produktif mencapai sekitar 400
ribu hektar yang memerlukan peremajaan. Persoalannya adalah bahwa belum ada
sumber dana yang tersedia untuk peremajaan. Di tingkat hilir, jumlah pabrik
pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun mendatang diperkirakan
akan diperlukan investasi baru dalam industri pengolahan, baik untuk
menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk karet lainnya karena produksi
bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet sebenarnya mempunyai potensi untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture tetapi belum optimal, sehingga
diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut.
BAB II
TUJUAN
Tujuan pengembangan karet ke depan adalah mempercepat
peremajaan karet rakyat dengan menggunakan klon unggul, mengembangkan industri
hilir untuk meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan pendapatan petani.
Sasaran jangka
panjang (2025) adalah sebagai berikut :
* Produksi
karet mencapai 3,5-4 juta ton yang 25% di antaranya untuk industri dalam
negeri;
*
Produktivitas meningkat menjadi 1.200-1.500 kg/ha/th dan hasil kayu
minimal 300 3 m /ha/siklus;
* Penggunaan
klon unggul (85%);
* Pendapatan
petani menjadi US$ 2.000/KK/tahun dengan tingkat harga 80% dari harga FOB; dan
*
Berkembangnya industri hilir berbasis karet.
Sasaran jangka menengah (2005-2009) adalah:
* Produksi
karet mencapai 2,3 juta ton yang 10% di antaranya untuk industri dalam negeri;
*
Produktivitas meningkat menjadi 800 kg/ha/th dan hasil kayu minimal 3
300 m /ha/siklus;
* Penggunaan
klon unggul (55%);
* Pendapatan
petani menjadi US$ 1.500/KK/th dengan tingkat harga 75% dari harga FOB; dan
*
Berkembangnya industri hilir berbasis karet di sentrasentra produksi
karet.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari
getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi
manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan
jauh lebih banyak. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun
sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia
Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia
menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti
oleh Indonesia, dan Malaysia.
Karet adalah polimer dari
satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan
dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat trans dan
selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya. Pada
suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan
mengkristal. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah
alasan mengapa karet bersifat elastic.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa
yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh,
metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang
terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C
(C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
·
berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon
digolongkan menjadi tiga, yakni:
A.hidrokarbon
alifatik
- alkana
- alkena
- alkuna
B.hidrokarbon
alisiklik
C.hidrokarbon
aroma
·
berdasarkan jenis ikatan antar atom
A.hidrokarbon
jenuh
B.hidrokarbon tak
jenuh.
Budidaya Tanaman
Pelaksanaan kegiatan
pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidaya karet dengan tahapan
sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh
sebagai berikut :
a.1. Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30
km/jam.
a.2. Tanah
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat
berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0. - Drainase tanah sedang.
B. Bahan Tanam
b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks :
BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB
260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037,
IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112, IRR 118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR
71, IRR 72, IRR 78 Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon
tersebut tidak boleh ditanam, dengan memperhatikan kondisi agroekosistem,
sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut.
b.2 Batang bawah :
Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah
yaitu:
- Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk
sumber benih.
- Kemurnian klon minimal 95%.
- Umur tanaman 10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat.
- Penyadapan sesuai norma.
- Luas blok minimal 15 ha.
- Topografi relatif datar.
b.3 Sumber benih :
PT London Sumatera
Plantation.
_ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat
Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Sembawa, Pusat
Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian
Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
C. Persiapan Lahan
c.1. Pembukaan
Lahan Penyiapan lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1.a Secara Mekanis
:
Pohon karet tua (replanting) atau semak dan
atau pohonnon karet (new planting) ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain
saw), atau didorong menggunakan ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar. Pohon yang telah tumbang segera
dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Bagian-bagian
cabang dan ranting yang masih tertinggal dipotong-potong lebih pendek untuk
memudahkan pengumpulan pada jalur yang telah ditetapkan. - Sambil menunggu
pekerjaan memotong ranting yang tersisa, pekerjaan dilanjutkan dengan
membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang. Pembongkaran tunggul dapat
dilakukan dengan menggunakan alat berat (buldozer) sehingga sebagian besar
tunggul dan akar tanaman karet dapat terangkat. Semua tunggul yang telah dibongkar bersama
dengan sisa cabang dan ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan. -
Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar matahari sebanyak-banyaknya
sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa
agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih dengan
barisan tanaman.
- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh
perakaran mutlak harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali
JAP, minimal tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru. - Pembongkaran atau
penebangan habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan
adalah pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning).
1.b Secara Kimiawi
Urutan pekerjaan dalam penyiapan lahan secara
kimiawi adalah sebagai berikut : *). Peracunan tunggul :
Peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain
dengan 2,4,5-T ataupun garlon.
D. Penanaman
d.1 Persiapan Penanaman
Setelah lahan siap ditanami,
langkah selanjutnya adalah persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut :
1). Mengajir
Untuk memperoleh hasil yang optimal, jarak
tanam karet yang direkomendasikan adalah 6 m x 3 m atau jumlah populasi sekitar
550 pohon per ha.
d.2 Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x
40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.
2) Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan
meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil) dipisahkan dengan
dengan tanah bagian atas (top-soil).
3)
Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau
sekitar 62,5 kg/ha.
d.3 Penanaman
i). Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan
pada awal musim penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk
memulai penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau.
ii). Pelaksanaan Tanam Bibit yang akan ditanam
dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan payung satu. Adapun ketentuan
bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata
okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara
menunda pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang
bawah.
- Sedangkan, jika
bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polybag,
maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua.
- Penanaman
dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit
stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah yang
rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai diarahkan bertolak
belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi
menghadap Timur.
- Kemudian bibit
ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah
bagian atas (top-soil). Selanjutnya, tanah dipadatkan secara bertahap sehingga
timbunan menjadi padat dan kompak, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.
- Lubang tanam
ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya. Untuk
bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang
dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag
pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah
tengah.
d.4 Penyulaman
- Penyulaman
dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam.
Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam
polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
E. Pemeliharaan
Tanaman
e.1 Pembuangan
Tunas Palsu
- Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan
dari mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur,
sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya
relatif kecil. - Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu.
Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari
mata okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon
yang ditanam.
e.2 Pembuangan Tunas Cabang
- Tunas cabang
adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75
m-3,0 m dari atas tanah.
- Pemotongan tunas
cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena cabang yang telah berkayu selain
sukar dipotong, akan merusak batang kalau pemotongannya kurang hati-hati.
e.3 Perangsangan Percabangan
- Percabangan yang
seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari kerusakan
oleh angin.
- Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yang
sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon yang lain
seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perlu
perangsangan.
- Untuk
perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu pembuangan
ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun, pengikatan batang, dan
pengeratan batang.
e.4 Pemupukan
i). Dosis
pemupukan
1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun.
A. Batang bawah
Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu:
Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih; Kemurnian klon minimal
95%. - Umur tanaman 10-25 tahun.
B. Sumber benih
PT London Sumatera
Plantation; Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga
Riset Perkebunan Indonesia; Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet,
Balai Penelitian Getas.
C. Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan
pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah
hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.
D. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman
karet
meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan
penyakit tanaman.
E. Program Pemupukan
Program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet
harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun.
Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman
dibersihkan. Pemberian SP36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari
Urea dan KCl.
F. Pemberantasan Penyakit
Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di
perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan
hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya
pengendaliannya. Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan
karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis
yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan
adalah :
Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)
Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus
microporus (Rigidoporus lignosus).
Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)
Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan
alur sadap sehingga tidak mengalirkan
lateks.
Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat
karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok). Kekeringan kulit tersebut dapat
meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari kulit perawan ke
kulit pulihan atau sebaliknya.
G. Pemanenan/ Penyadapan
Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan
oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh
teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat
terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi
kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit
batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45
cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal
pertanaman sudah siap dipanen.
Tinggi bukaan sadap
Tinggi bukaan sadap, baik
dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem
sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan
tanah.
Waktu bukaan sadap
Waktu bukaan sadap adalah 2
kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan
masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober).
Kemiringan irisan sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut
kemiringan irisan sadapan sebesar 400 dari garis horizontal.
1246240_produkkaret3.jpgkaret-gelang.jpgKaret telah
digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain ban mobil, bola
karet, penghapus pensil, aksesoris, karet gelang, bahan peralatan senjata, dan
lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada
lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan
internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Rendahnya produktivitas kebun
karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif,
penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan.
B. Saran
Negara Indonesia sebagai salah satu penghasil karet di
dunia perlu membudidayakan tanaman karet, sehingga dapat tetap menjadi
komoditas ekspor utama Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peremajaan
terhadap tanaman karet.
Daftar
pustaka
www.google komoditi tanaman karet.com.
2000, india.
www.blogger, viegysatria, tanaman
komoditi.com 2010 Banda Aceh.
buku
panduan pengantar ilmu pertanian standar. 1992. Jakarta.
www.google image, karet, hasil
karet,com.
www.google tata cara pemupukan.com.
www.google pasca panen karet.com.
bagaimana cara menyiapkan batang bawah
BalasHapus